Banjarnegara – Plt. Camat Banjarnegara bersama jajaran perangkat kecamatan menghadiri kegiatan adat Ruwat Bumi yang dilaksanakan di Desa Cendana, Kecamatan Banjarnegara. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang digelar masyarakat pada bulan Suro (Muharram) sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas karunia hasil bumi, keselamatan, dan kesejahteraan yang diterima selama setahun terakhir.
Rangkaian acara dimulai pada hari Kamis malam (26 Juni 2025) dengan kegiatan Cendana Bersholawat yang berlangsung khidmat. Masyarakat dari berbagai kalangan hadir dalam kegiatan tersebut sebagai bentuk kecintaan terhadap ajaran agama dan penghormatan terhadap tradisi leluhur.
Keesokan harinya, Jumat pagi (27 Juni 2025), kegiatan dilanjutkan dengan ziarah makam para leluhur desa. Ziarah ini menjadi bagian penting dari tradisi karena mencerminkan penghargaan terhadap sejarah dan jasa para pendahulu yang telah membuka dan membangun desa.
Memasuki siang hari, puncak kegiatan Ruwat Bumi dilaksanakan di balai desa. Masyarakat membawa hasil bumi seperti padi, palawija, buah-buahan, dan tumpeng untuk didoakan bersama. Prosesi ini mencerminkan rasa syukur kolektif warga atas hasil panen dan sebagai doa agar desa terhindar dari bencana serta senantiasa diberi keberkahan.
Pada malam harinya, masyarakat kembali berkumpul untuk menyaksikan Pagelaran Wayang Kulit yang menampilkan Ki Dalang Yakut Jeder. Pertunjukan wayang kulit menjadi bagian dari pelestarian budaya sekaligus sarana hiburan yang sarat dengan nilai-nilai moral dan pendidikan karakter.
Pelaksanaan Ruwat Bumi tahun ini mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. Bupati Banjarnegara, Amalia Desiana, menyambut baik tradisi Ruwatan Suro yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Cendana. Kegiatan ini dinilai memiliki dampak positif karena mempererat hubungan antarwarga, memperkuat rasa kebersamaan, serta menjadi sarana spiritual dalam mensyukuri nikmat Tuhan.
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara juga berharap melalui kegiatan ini, Desa Cendana akan terus dilimpahi keberkahan, hasil bumi yang melimpah, serta lingkungan masyarakat yang damai dan harmonis. Tradisi Ruwat Bumi juga menjadi momentum untuk memperkuat identitas budaya lokal yang berakar dari nilai-nilai religius dan kebersamaan.
Ruwat Bumi di Desa Cendana tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga simbol penguatan sosial dan spiritual masyarakat desa.
